Kekuasaan Menurut Agama Islam

 jakartadiplomats.com - agung suyono - Jurnalis Warga 



Dari Bulletin Kaffah :

 JIKA BUKAN UNTUK ISLAM,BUAT APA BERBURU KEKUASAAN?!

Pilpres makin dekat. Suasana politik makin terasa hangat. Bahkan cenderung mulai panas. 

Terutama di kalangan para pendukung masing-masing capresc-cawapres. 

Para capres-cawapres makin intens tebar pesona

. Masing-masing berupaya maksimal memoles citra. Sebagian mulai tampak amat dermawan. Di antaranya dengan tebar uang recehan dan beras lima kilogram. Semua tentu demi meraih simpati dan dukungan. Terutama dari rakyat yang kebanyakan miskin Dan awam soal politik. Masing-masing paslon tentu berharap mayoritas rakyat memilih mereka menjadi pemimpinnya. 

Masing-masing capres-cawapres tentu amat berhasrat menjadi pemenang. Masing-masing pastinya berambisi untuk menjadi penguasa. Tentu dengan berbagai cara. Kadang tak lagi peduli dengan cara-cara terpuji atau tercela.

Bahaya Ambisi Terhadap Kekuasaan Jauh-jauh hari Rasulullah saw. telah mengingatkan umatnya sebagai mana hadisnya sebagai berikut : 

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الإِمَارَةِ وَسَتَصِيرُ نَدَامَةً وَحَسْرَةً يـَوْمَ الْقِيَامَةِ


:agar berhati-hati terhadap ambisi berkuasa ini.

 Beliau bersabda: 

Sungguh kalian akan berambisi terhadap kekuasaan sementara

kekuasaan itu berpotensi menjadi penyesalan dan kerugian pada Hari Kiamat (HR al-Bukhari).

Rasulullah saw. mengingatkan kaum Muslim akan bahaya

hubb ar-ri’âsah (cinta kekuasaan). Apalagi jika kekuasaan ituternyata diraih dengan jalan manipulasi dan rekayasa. Di antara bahaya tersebut adalah bisa mendatangkan kerusakan pada agama para pelakunya. Nabi saw. bersabda:

وَالشَّرَفِ لِدِينِهِفْسَدَ لهََا مِنْ حِرْصِ المَرْءِ عَلَى المَالِ مَا ذِئـْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلاَ فيِ غَنَمٍ أبَِ

Dua ekor serigala yang dilepas kepada seekor domba tidak lebih berbahaya bagi domba itu dibandingkan dengan ketamakan seseorang terhadap harta dan kedudukan dalam merusak agamanya (HR at-Tirmidzi).

Berkaitan dengan hadis di atas Ibnu Rajab antara lain menjelaskan, “Sabda Nabi saw. ini mengisyaratkan bahwa tidak akan selamat agama seseorang jika dia tamak terhadap harta dan kedudukan dunia…”

Faktanya memang demikian. Karena ambisi terhadap jabatan dan kekuasaan, tak sedikit orang menghalalkan segala cara. Diantaranya merekayasa aturan yang ada, melakukan politik uang (money politic), menipu rakyat dengan pencitraan yang penuh kepura-puraan, dll.

Kekuasaan adalah Amanah

Kekuasaan hakikatnya adalah amanah. Amanah kekuasaan ini bisa menjadi beban pemangkunya di dunia sekaligus bisa mendatangkan siksa bagi dirinya di akhirat. Nabi saw. bersabda : 

أَوَّلُ الإِمَارَةِ مَلامَةٌ، وَاثَنِيهَا نَدَامَةٌ 

مَنْ رَحِمَ وَعَدَلَ، وَاثَلِثـُهَا   مِنَ اهللَِّ يـَوْمَ الْقِيَامَةِ، إِلا

Kepemimpinan itu awalnya bisa mendatangkan cacian, kedua bisa berubah menjadi penyesalan dan ketiga bisa mengundang azab dari Allah pada Hari Kiamat; 

Kecuali orang yang memimpin dengankasih sayang dan adil (HR ath-Thabarani).

Rasulullah saw. mengingatkan dalam hadis di atas bahwa hanya para pemimpin yang punya sifat kasih sayang dan adil yang akan selamat di hadapan Pengadilan Allah di akhirat kelak.

Sikap kasih sayang pemimpin ditunjukkan dengan upayanya untuk selalu memudahkan urusan rakyat, menggembirakan mereka dan tidak menakut-nakuti mereka dengan kekuatan aparat 

dan hukum.

Adapun sikap adil pemimpin ditunjukkan dengan kesungguhannya menegakkan syariah Islam di tengah umat. Sebabnya, 

tidak ada keadilan tanpa penerapan dan penegakan syariah 

Islam. Karena itulah siapapun yang bakal menjadi penguasa, lalu 

saat berkuasa tidak menjalankan pemerintahannya berdasarkan 

syariah Islam, maka dia berpotensi menjadi penguasa yang zalim 

وَمَنْ لمَْ يحَْكُ:dan fasik. Allah SWT berfirman

مْ بمَِا أَنـْزَلَ اهللَُّ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ 

Siapa saja yang tidak memerintah dengan

apa yang telah Allah 

turunkan (yakni al-Quran) maka mereka itulah kaum yang zalim 

(TQS al-Maidah [5]: 45).

وَمَنْ لمَْ يحَْكُمْ بمَِا أَنـْزَلَ اهللَُّ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ 

Posting Komentar

0 Komentar