JAKARTADIPLOMATS.COM- Dalam kunjungannya ke Maroko bersama presiden Emmanuel Macron, delegasi Prancis mengumumkan rencana investasi di Sahara Maroko pada Selasa, ini sebagai bagian dari rangkaian perjanjian dan kemitraan yang lebih luas antara kedua negara.
Proyek-proyek di Dakhla dan wilayah Guelmim-Oued Noun termasuk di antara inisiatif senilai 10 miliar euro ($10,8 miliar) yang diumumkan selama kunjungan tiga hari Macron ke Rabat, yang mencakup perjanjian untuk membangun dan memperluas energi terbarukan serta infrastruktur transportasi di seluruh Kerajaan Afrika Utara.
Dalam pidatonya di parlemen Maroko, Macron mengatakan perubahan kebijakan Prancis di wilayah Sahara akan membantu menulis babak baru dalam hubungan yang erat namun rapuh antara Prancis dan Maroko, tempat Prancis dan Maroko mempertahankan ikatan ekonomi yang mendalam.
“Masa kini dan masa depan (Sahara Barat) berada dalam kerangka kedaulatan Maroko,” katanya kepada hadirin yang bertepuk tangan di Parlemen Maroko.
Merujuk pada surat bulan Juli yang ditulisnya kepada Raja Mohammed VI yang mengumumkan posisi Prancis, Macron menyebut rencana Maroko untuk menawarkan otonomi kepada penduduk asli Sahrawi di wilayah tersebut sebagai "satu-satunya" dasar untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Dalam pidato berikutnya di Universitas Internasional Rabat, Macron kembali mencatat bahwa beberapa proyek yang diumumkan termasuk yang dilakukan oleh badan pembangunan Prancis, AFD berada di wilayah Sahara.***
0 Komentar